Wabup Sleman, Yuni Satia Rahayu
menjelaskan feminisme yang ada dalam masyarakat saat buku Sarinah karya Sukarno
dituliskan, merupakan kritik Sukarno terhadap pergerakan perempuan di Eropa.
Bung Karno lantang menentang pergerakan feminisme Eropa yang gobras gabrus, mau
main sama rata saja. Karena Perempuan, tidak hanya terukur dan bisa
didefinisikan melalui tubuh yang termaterikan. Sukarno tidak lagi sedang bicara
soal penyamaan upah, tapi jauh dari itu. Sukarno sendiri tidak hanya piawai
sebagai politikus yang pidatonya mampu membius lalu membakar nasionalisme
rakyat. Tapi juga mampu membius pembaca buku-bukunya dengan diksi yang menggoda
dan konten berbobot. Sarinah yang dibuat Sukarno untuk membangkitkan semangat
revolusi kaum perempuan Indonesia.
0 Comments